Pers Tionghoa dan Dinamika Pergerakan Nasional di Indonesia, 1900 — 1942

Ahmad Kosasih

Abstract


Ikhtisar: Bisa dikatakan bahwa pers membentuk sejarah dan sejarah juga membentuk pers itu sendiri. Pers berperan dalam menyampaikan berbagai informasi tentang peristiwa di sebuah negara-bangsa. Ia sebagai alat komunikasi, penyampai ide, dan buah pikiran seseorang atau kelompok tertentu kepada orang atau kelompok lain. Pers, khususnya surat kabar, merupakan fenomena penting pada masa pergerakan nasional di Indonesia. Pers pergerakan terdiri dari pers Belanda, pers Tionghoa, dan pers Bumiputera. Khusus tentang pers Tionghoa, secara umum dipandang mampu memberi inspirasi bagi perkembangan kesadaran berbangsa di kalangan warga keturunan Tionghoa di Hindia Belanda (Indonesia sekarang). Pers Tionghoa pun berpotensi membangkitkan kesadaran kolektif, yang menjurus kepada upaya membangkitkan kesadaran kaum Tionghoa tentang arti pentingnya “nasionalisme”. Karenanya melalui pers, keterlibatan etnis Tionghoa ke dalam dinamika pergerakan nasional Indonesia secara sadar telah menjadi bagian dari masyarakat Indonesia yang terus bergerak dalam mencari dan menemukan jati dirinya sebagai bangsa Indonesia.

Kata kunci: Pers, surat kabar, etnik Tionghoa, nasionalisme Indonesia, dan sejarah pergerakan nasional.

Abstract: It can be said that press creates the history and, vice versa, history constructs the press. Press has a role in delivering various informations about the events in a nation-state. It is as communication tool, the conveyor of one's or particular group's idea or thought to other. Press, especially newspaper, is an important phenomenon in the period of national movement in Indonesia. The press concerned with national movement in that era was that of Dutch, Chinese, and Bumiputera (Indonesian people). Specifically for Chinese press, it is generally assumed to be able to give inspiration for the development of national awareness among Chinese descendants in Dutch East Indies (Indonesia nowadays). The Chinese press is potential in inspiring collective awareness that leads to the effort of generating Chinese people awareness about the importance meaning of "nationalism". Therefore, by press, the involvement of Chinese ethnic in Indonesia national movement dynamic has consciously been a part of Indonesia society that continually moves in searching and finding its identity as Indonesia nation.

Key word: Press, newspaper, Chinese ethnic, Indonesia nationalism, and the history of national movement.

===

About the Author: Ahmad Kosasih, M.Pd. adalah Dosen pada Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas IPPS (Ilmu Pendidikan Pengetahuan Sosial), Universitas Indraprasta PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia), Jalan Nangka No.58C Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12530, Indonesia. Alamat e-mail: aseng.kosasih@gmail.com

How to cite this article? Kosasih, Ahmad. (2013). “Pers Tionghoa dan Dinamika Pergerakan Nasional di Indonesia, 1900 — 1942” in SUSURGALUR: Jurnal Kajian Sejarah & Pendidikan Sejarah, Vol.1(1), Maret, pp.41-60. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press, ISSN 2302-5808.

Chronicle of the article: Accepted (January 24, 2013); Revised (February 26, 2013); and Published (March 24, 2013).


Full Text:

PDF

References


Adam, Ahmat. (2003). Sejarah Awal Pers dan Kebangkitan Kesadaran Keindonesiaan. Jakarta: Penerbit Hasta Mitra, Terjemahan.

ANRI [Arsip Nasional Republik Indonesia]. (1975). Staatsblad 1886 No.57 dan 1871 No.145. Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia.

Budiharto, Sutrisno. (2005). “Menengok Kiprah Suku Tionghoa dalam Sejarah Pers di Indonesia” dalam surat kabar Radar Solo. Surakarta: 15 Februari. Tersedia juga di: http://budiharto.blog.com [dilayari di Jakarta: 13 Juni 2012].

Daeng Materu, Mohamad Sidky. (1985). Sejarah Pergerakan Nasional Bangsa Indonesia. Jakarta: Gunung Agung.

Deppen RI [Departemen Penerangan Republik Indonesia]. (2000). Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Ketentuan Pers. Jakarta: Deppen RI.

Deppen RI [Departemen Penerangan Republik Indonesia]. (2003). Undang-Undang No.23 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pers. Jakarta: Deppen RI.

Devi, Shinta. (2006). “Gerakan Nasionalisme Tiongkok Etnis Tionghoa di Surabaya pada Awal Abad 20” dalam http://www.google.co.id/search?hl=id&q=sejarah+nasionalisme+tionghoa&btnG=Telusuri&meta [diakses di Jakarta: 26 Mei 2012].

ENI (Ensiklopedi Nasional Indonesia). Jakarta: PT Ghalia Indonesia, 1990.

http://tjamboek28.multiply.com/journal/item/178 [diakses di Jakarta, Indonesia: 15 Desember 2012].

Joe Lan, Nio. (1961). Peradaban Tionghoa Selajang Pandang. Djakarta: Penerbit Keng Po.

Joe Lan, Nio. (1968). Sastera Indonesia-Tionghoa. Djakarta: Gunung Agung.

Jusuf, Tedy. (2000). Sekilas Budaya Tionghoa di Indonesia. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.

Kahin, George McTurnan. (1995). Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia. Jakarta: Penerbit Sinar Harapan, Terjemahan oleh Nin Bakdi Soemanto, cetakan kedua.

KJTB [Kenangan Journalist Tjamboek Berdoeri]. (2005). “Pers Delict Kwee Thiam Tjing” dalam Soeara Publiek, 12 Djanoeari 1926. Diambil 09 Agustus 2008 dari http://tjamboek28.multiply.com/journal/item/181 [diakses di Jakarta, Indonesia: 2 Desember 2012].

KJTB [Kenangan Journalist Tjamboek Berdoeri]. (2006a). ”Berachirnja ... di Depan Bangkenja Swara Publiek” dalam http://tjamboek28.multiply.com/journal/item/179 [diakses di Jakarta, Indonesia: 15 Desember 2012].

KJTB [Kenangan Journalist Tjamboek Berdoeri]. (2006b). ”Berachirnja ... Satoe Peladjaran dalem Pengidoepan” dalam http://tjamboek28.multiply.com/journal/item/180 [diakses di Jakarta, Indonesia: 8 Desember 2012].

Kohn, Hans. (1976). Nasionalisme: Arti dan Sejarahnya. Jakarta: Penerbit Pembangunan, Terjemahan.

KTB [Kenangan Tjamboek Berdoeri]. (2007). “Pengaruhnya Pers Tionghoa” dalam http://tjamboek28.multiply.com/journal/item/199 [diakses di Jakarta, Indonesia: 14 Agustus 2012].

KTB [Kenangan Tjamboek Berdoeri]. (2008). “Riwayat Sin Po dan Perkembangannja” dalam http://tjamboek28.multiply.com/journal/item/199 [diakses di Jakarta, Indonesia: 14 Agustus 2012].

KTB [Kenangan Tjamboek Berdoeri]. (2009). “Riwajat Sin Po: Achir dan Maksoed Toelisan” dalam http://tjamboek28.multiply.com/journal/item/199 [diakses di Jakarta, Indonesia: 14 Agustus 2012].

Lie, Hendy. (2005). “Menengok Kiprah Suku Tionghoa dalam Sejarah Pers di Indonesia” dalam http://www.geocities.com/tile32puisi/artikel.html [diakses di Jakarta, Indonesia: 11 Augustus 2012].

Luwarso, Lukas. (2000). “Pers Indonesia: Pergulatan untuk Kebebasan” dalam http://www.IndoNews.com/ [diakses di Jakarta: 28 Agustus 2012].

Nodia, Ghia. (1998). “Nasionalisme dan Demokrasi” dalam Larry Diamond & Marc F. Platner [eds]. Nasionalisme, Konflik Etnik, dan Demokrasi. Bandung: Penerbit ITB [Institut Teknologi Bandung], Terjemahan.

Poesponegoro, Marwati Djoened & Nugroho Notosusanto [eds]. (1984). Sejarah Nasional Indonesia, Jilid V. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Penerbit Balai Pustaka.

PPB [Panitya Penerbitan Buku]. (1952). Buku Peringatan Hari Ulang Tahun ke-40 Tiong Hoa Hak Hauw Bandjaran (Tegal). Tegal, Djawa Tengah: Panitya THHK.

Purnama, Feri. (2007). “Salam Hormat ‘Bapak Pers’ Indonesia” dalam www.jurnalistikuinsgd.com [diakses di Jakarta: 8 Februari 2011].

Rahmadi, F. (1990). Perbandingan Sistem Pers. Jakarta: Penerbit Gramedia.

Rahzen, Taufik. (2007), “Seabad Pers Kebangsaan, 1907-2007” dalam http://pencintabuku.multiply.com/journal/item/67/Seabad_Pers_Kebangsaan_1907-2007.htm [diakses di Jakarta, Indonesia: 15 Desember 2012].

Said, Tribuana. (1988). Sejarah Pers Nasional dan Pembangunan Pers Pancasila. Jakarta: Haji Masagung, edisi kedua, cetakan pertama.

Saputra, Yahya Andi. (1991). “Pers Pergerakan: Pers Pembela Rakyat” dalam surat kabar Berita Buana. Jakarta: 9 Februari.

Siebert, P.S. et al. (1986). Empat Teori Pers. Jakarta: PT Intermasa, Terjemahan oleh Putu Laxman Sanjaya Pendit.

Smith, Anthony D. (2003). Nasionalisme: Teori-Ideologi-Sejarah. Jakarta: Penerbit Erlangga, Terjemahan.

Soebagio, I.N. (1977). Sejarah Pers Indonesia. Jakarta: Penerbit Dewan Pers.

Soebagio, I.N. (1981). Jagat Wartawan Indonesia. Jakarta: Gunung Agung.

Su Kim, Lee. (2008). “The Peranakan Baba Nyonya Culture: Resurgence or Disappearance?” dalam Jurnal Sari, No.26.

Sukisman, W.D. (1983). Sejarah Cina Kontemporer: Dari Revolusi Nasional, Melalui Revolusi Kebudayaan, Sampai Modernisasi Sosialis. Jakarta: PT Pradnya Paramita, cetakan pertama.

Surjomihardjo, Abdurahman & Leo Suryadinata. (1980). Beberapa Segi Perkembangan Sejarah Pers Indonesia. Jakarta: Deppen RI [Departemen Penerangan Republik Indonesia] dan Leknas LIPI [Lembaga Kebudayaan Nasional, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia].

Suryadinata, Leo. (1978). Pribumi Indonesians: The Chinese Minority and China. Singapore: Hainemann Asia.

Suryadinata, Leo. (1986). Politik Tionghoa Peranakan di Jawa, 1917-1942. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Suryadinata, Leo. (2002). Negara dan Etnis Tionghoa: Kasus Indonesia. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia.

Taufik, I. (1977). Sejarah Perkembangan Pers di Indonesia. Jakarta: PT Triyinco.

THHK [Tiong Hoa Hwee Koan]. (1953). Buku Peringatan Hari Ulang Tahun ke-50 T.H.H.K. Surabaja, 1903- 1953. Surabaja: Penerbit THHK.

Thiam Tjing, Kwee. (2008). “Tokoh Pers Indonesia” dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Kwee_Thiam_Tjing [diakses di Jakarta, Indonesia: 11 Augustus 2012].

Toer, Pramoedya Ananta. (1990). Arus Balik. Jakarta: Penerbit Hasta Mitra.


Creative Commons License
SUSURGALUR: Jurnal Kajian Sejarah & Pendidikan Sejarah. This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License

View My Stats