Pendidikan untuk Anak Pengemis: Studi Kasus pada Keluarga Pengemis di Kota Banda Aceh

Riki Taufiki

Abstract


RESUME: Permasalahan pengemis adalah fenomena umum yang terjadi dalam kawasan perkotaan di berbagai belahan dunia. Fenomena ini juga terjadi di Kota Banda Aceh, Indonesia. Peningkatan jumlah pengemis telah menjadi masalah sosial yang belum terselesaikan di Kota Banda Aceh. Fenomena ini semakin merisaukan, karena adanya pemanfaatan anak untuk menjalankan aktivitas mengemis, meskipun anak-anak tersebut seharusnya sedang mengenyam pendidikan di sekolah. Tujuan kajian yang dijalankan ini adalah untuk mengetahui penyebab anak memilih menjadi pengemis, melihat kondisi pendidikan anak pengemis, dan usaha orang tua pengemis untuk memberikan pendidikan untuk anak mereka. Sebuah studi kasus telah dijalankan dengan menggunakan instrumen observasi, wawancara, dan dokumentasi. Triangulasi data telah dijalankan untuk meningkatkan validitas dan reliabilitas kajian. Pemilihan responden dilakukan secara purposif. Hasil kajian menunjukkan bahwa antara sebab-sebab anak menjalankan kegiatan mengemis adalah membantu ekonomi keluarga dan/atau karena menjadi anak yatim. Penemuan kajian mendapati bahwa sebahagian responden masih menempuh pendidikan di SD (Sekolah Dasar), manakala sebahagian responden lain telah berhenti sekolah selepas lulus SD. Kajian ini juga menemukan bahwa umumnya orang tua pengemis menginginkan anaknya mengemis sambil bersekolah. Orang tua juga belum memberikan pendidikan yang berkualitas untuk anak, meskipun mereka memiliki penghasilan yang memadai dari hasil mengemis.

KATA KUNCI: Anak pengemis, keluarga pengemis, alasan mengemis, kondisi pendidikan, upaya orang tua, dan pendidikan yang tidak berkualitas.

ABSTRACT: “Education for Beggar Children: A Case Study on Beggar Family in the City of Banda Aceh”. The problem of beggars is a common phenomenon that occurs in urban areas in various parts of the world. This phenomenon also occurs in Banda Aceh, Indonesia. The increasing number of beggars has become a social issue in the city of Banda Aceh. This phenomenon has become more worrying, because of the use of children for begging, whereas the children should be educated in the schools. The objectives of this study is to identify the children’s reason and motivation for begging, their educational condition, and the effort of parents toward their children’s education. The study was conducted by using a case study method, including observations, interviews, and document analysis as the instruments. Data triangulation was made to ensure the validity and reliability of the data. Purposive sampling was used to select the respondents. The findings showed that the main reasons why children were begging is to increase the familiy’s financial situation, and/or because they are left fatherless without a main source of income. Some of the respondents were school dropouts, while the other respondents continued their studying in primary school. The result also conveyed that the majority of parents want their children to beg and obtain their education at the same time. The parents are also not providing a good quality education school for their children, even though they have sufficient income from the begging .

KEY WORD: Beggar children, beggar family, reasons to begging, educational condition, parent effort, and bad quality in education.

About the Author: Riki Taufiki ialah Pelajar Pasca Sarjana di Jabatan Sosiologi Pendidikan, Fakulti Pendidikan dan Pembangunan Manusia UPSI (Universiti Pendidikan Sultan Idris), Tanjong Malim, Perak Darul Ridzuan, Malaysia. Penulis boleh dihubungi secara terus via emel di: rikitaufiki@rocketmail.com

How to cite this article? Taufiki, Riki. (2015). “Pendidikan untuk Anak Pengemis: Studi Kasus pada Keluarga Pengemis di Kota Banda Aceh” in SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan, Vol.8(1) Mei, pp.89-98. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press, UNHAS Makassar, and UNIPA Surabaya, ISSN 1979-0112.

Chronicle of the article: Accepted (March 2, 2014); Revised (July 2, 2014); and Published (May 30, 2015).


Full Text:

PDF

References


Ahmadi, H. (2010). “A Study of Beggars’ Characteristics and Attitude of People towards the Phenomenon of Begging in the City of Shiraz” dalam Journal of Applied Sociology, 39(3), Autumn, hlm.135-148.

Azam, Nadia. (2011). “Beggarization: Beggary as an Organized Crime in Pakistan”. Unpublished Master Thesis. Kansas: University of Kansas.

Bogdan, R. & S.K. Biklen. (2007). Qualitative Research for Education: An Introduction to Theories and Method. Boston: Allyn and Bacon.

BPM [Badan Pemberdayaan Masyarakat] Kota Banda Aceh. (2010). “Belasan Gepeng Dititipkan di Panti”. Tersedia secara online juga di: http://bpmkotabandaaceh.wordpress.com [diakses di Tanjong Malim, Perak, Malaysia: 22 November 2014].

CFAN [Coordination Forum of Aceh and Nias]. (2005). “Rebuilding a Better Aceh and Nias: Stocktaking of the Reconstruction Effort”. Unpublished Research Report. Banda Aceh, Indonesia: BRR [Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi] Aceh-Nias and The World Bank.

Creswell, J.W. (2009). Design Resrearch: Qualitative, Quantitative, and Mixed Method Approach. California: Sage Publications.

Creswell, J.W. (2013). Qualitative Inquiry & Research Design: Choosing Among Five Approaches. California: Sage Publications.

Delap, Emily. (2009). “Begging for Change: Research Findings and Recommendations on Forced Child Begging in Albania/Greece, India, and Senegal”. Tersedia secara online juga di: http://www.antislavery.org/includes/documents/cm_docs/2009/b/beggingforchang.pdf [diakses di Tanjong Malim, Perak, Malaysia: 25 November 2014].

Horn, Michael & Michelle Cooke. (2001). “A Question of Begging: A Study of the Extent and Nature of Begging in the City of Melbourne”. Unpublished Report. Melbourne: Hanover Welfare Services.

Iqbali, Saptono. (2008). “Studi Kasus Gelandangan — Pengemis (Gepeng) di Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem” dalam PIRAMIDA: Jurnal Kependudukan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, 4(1), hlm.1-13.

Masyrafah, Harry & M.J.A. Jock McKeon. (2008). “Post Tsunami Aid Effectiveness in Aceh: Proliferation and Coordination in Reconstruction”. Working Paper at the Wolfensohn Center for Development. Tersedia secara online juga di: http://www.brookings.edu [diakses di Tanjong Malim, Perak, Malaysia: 21 November 2014].

Medan Bisnis [suratkabar]. (2013). “Di Banda Aceh, Penghasilan Pengemis Lampaui UMP”. Tersedia secara online juga di: http://www.medanbisnisdaily.com [diakses di Tanjong Malim, Perak, Malaysia: 23 November 2014].

Merriam, S.B. (2009). Qualitative Research: A Guide to Design and Implementations. San Francisco: Jossey Bass.

Namwata, Baltazar M.L., Maseke R. Mgabo & Provident Dimoso. (2011). “Demographic Dimensions and Their Implications on the Incidence of Street Begging in Urban Areas of Central Tanzania: The Case of Dodoma and Singida Municipalities” dalam Global Journal of Human Social Science, 11(4), July, hlm.53-60.

Novadilla, Devi. (2008). “Tingkat Pendapatan Pengemis di Kota Banda Aceh”. Tesis Sarjana Tidak Diterbitkan. Banda Aceh: UNSYIAH [Universitas Syiah Kuala].

Ojanuga, D. (1990). “Kaduna Beggar Children: A Study of Child Abuse and Neglect in Northern Nigeria” dalam Child Welfare, 14(4), hlm.371-380.

Onolemhemhen, D. & Kelli Pugh. (2002). “Children of the Mallam: A Case of Child Abuse and Neglect in Nigeria” dalam Social Development Issues, 24(2), hlm.33-38.

Pemkot [Pemerintah Kota] Padang. (2012). Perda (Peraturan Daerah) Kota Padang, No.1 Tahun 2012 tentang Pembinaan Anak Jalanan, Gepeng (Gelandangan dan Pengemis), dan Pedagang Asongan. Padang: Pemerintah Kota Padang.

Saputro, Adi. (2011). “Pengaruh Persepsi tentang Gepeng (Gelandangan dan Pengemis) terhadap Pengambilan Keputusan Memberi Uang kepada Gepeng”. Tesis Magister Tidak Diterbitkan. Jakarta: UIN [Universitas Islam Negeri] Syarif Hidayatullah.

Rakyat Aceh [suratkabar]. (2013). “Dinsos Tertibkan Gepeng”. Tersedia secara online juga di: http://www.rakyat.aceh.online.index/php [diakses di Tanjong Malim, Perak, Malaysia: 22 November 2014].

Taufiki, Riki. (2011). “Kondisi Pendidikan Anak pada Keluarga Pengemis di Kota Banda Aceh”. Tesis Sarjana Tidak Diterbitkan. Banda Aceh: UNSYIAH [Universitas Syiah Kuala].

Waspada [suratkabar]. (2011). “Pengemis Menjamur di Banda Aceh”. Tersedia secara online juga di: http://www.waspada.co.id [diakses di Tanjong Malim, Perak, Malaysia: 22 November 2014].

Wawancara dengan Responden 1, berinisial RN, di Kota Banda Aceh, pada tanggal 15 Juli 2012.

Wawancara dengan Responden 2, berinisial RT, di Kota Banda Aceh, pada tanggal 19 Juli 2012.

Wawancara dengan Responden 3, berinisial AK, di Kota Banda Aceh, pada tanggal 19 Juli 2012.

Wawancara dengan Responden 4, berinisial FD, di Kota Banda Aceh, pada tanggal 19 Juli 2012.

Wawancara dengan Responden 5, berinisial SW, di Kota Banda Aceh, pada tanggal 22 Juli 2012.

Wawancara dengan Responden 7, berinisial FT, di Kota Banda Aceh, pada tanggal 15 Juli 2012.

Wawancara dengan Responden 8, berinisial MN, di Kota Banda Aceh, pada tanggal 19 Juli 2012.

Wawancara dengan Responden 9, berinisial SH, di Kota Banda Aceh, pada tanggal 22 Juli 2012.

Wawancara dengan Responden 10, berinisial NM, di Kota Banda Aceh, pada tanggal 29 Juli 2012.

WB [World Bank]. (2012). “International Conference Focuses on Lessons from Indonesia’s Experience with the MDF and JRF in Disaster Recover”. Tersedia secara online juga di: http://www.worldbank.org/in/news/press-release/ [diakses di Tanjong Malim, Perak, Malaysia: 20 November 2014].

Yin, R.K. (2003). Case Study Research Design and Method. California: Sage Publications.




SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan is published by Minda Masagi Press. This work is licensed under a Creative Commons Attribution-Sharealike 4.0.