Pengembangan Model Simulasi Sosial pada Pembelajaran PKn Konteks IPS: Upaya Meningkatkan Sikap Demokratis Peserta Didik

Ana Andriani

Abstract


RESUME: Sekolah, sebagai lembaga pendidikan formal, menjadi lembaga yang diharapkan mampu mengembangkan dan mempertahankan nilai-nilai demokrasi di kalangan peserta didik. Sekolah harus mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan sikap demokratis peserta didik, sesuai dengan harapan keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan demokrasi selayaknya disosialisasikan kepada seluruh masyarakat, tidak terkecuali kepada peserta didik yang akan mewarisi bangsa dan negara ini di masa yang akan datang. Demokrasi dapat diupayakan melalui pendidikan, baik pendidikan formal dan informal, maupun pendidikan non-formal. Penelitian ini membahas tentang pengembangan model simulasi sosial dalam rangka meningkatkan sikap demokratis siswa terhadap pembelajaran kewarganegaraan. Model yang dikembangkan memiliki nilai-nilai pendidikan, khususnya pendidikan demokrasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan, karena dianggap paling sesuai untuk mencapai tujuan. Peserta didik dan guru di lima SMA (Sekolah Menengah Atas) menjadi subjek dalam penelitian ini, dengan menggunakan pendekatan eksperimen. Berdasarkan hasil penelitian ini, model simulasi sosial pada pembelajaran PKn (Pendidikan Kewarganegaraan) konteks IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) terbukti dapat meningkatkan sikap demokratik peserta didik.

KATA KUNCI: Model simulasi sosial, pengajaran dan pembelajaran, PKn konteks IPS, siswa sekolah menengah, dan sikap demokratis.

ABSTRACT: “Developing the Social Simulation Model in Learning Civics of Social Studies Context: An Increasing Effort of Democratic Attitudes to Students”. School, as a formal educational institution, is becoming an institution that is expected to develop and sustain democratic values among the learners. School should be able to contribute the improvement of democratic attitudes of learners, according to the expectations of family, community, nation, and state. Democratic education should be disseminated to the entire community, not exception to the learners who will inherit this nation in the future. Democracy can be achieved through education, both formal and informal education, as well as non-formal education. The research discussed about the development of social simulation model in order to improve the students’ democratic attitude to the learning of civics. The model is being developed having the educational values, particularly democratic education. The study used research and development method, since it is suitable with the research objectives. Participants in this research are teachers and students of the five of Senior High Schools by using experiment approach. Based on the results of this research, the model of the teaching and learning Civics of Social Studies educational context was proved it can improve the learners’ democratic attitude.

KEY WORD: Social model simulation, teaching and learning, civics of social studies educational context, students of secondary school, and democratic attitude.

About the Author: Ana Andriani, M.Pd. adalah Dosen di STT (Sekolah Tinggi Teknik) Kyai Haji E.Z. Muttaqien, Jalan Letnan Jenderal Basuki Rahmat No.37 Sindang Kasih, Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia. Alamat emel: ana.andriani@gmail.com

How to cite this article? Andriani, Ana. (2014). “Pengembangan Model Simulasi Sosial pada Pembelajaran PKn Konteks IPS: Upaya Meningkatkan Sikap Demokratis Peserta Didik” in SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan, Vol.7(2) November, pp.279-292. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press, UNHAS Makassar, and UNIPA Surabaya, ISSN 1979-0112.

Chronicle of the article: Accepted (July 14, 2014); Revised (September 14, 2014); and Published (November 20, 2014).


Full Text:

PDF

References


Ali, H.M. (1993). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit Angkasa.

Al-Muchtar, Suwarma. (2001). Pendidikan dan Masalah Sosial-Budaya. Bandung: Gelar Pustaka Mandiri.

Bandura, Albert. (1986). Social Foundations Thought and Action a Social Cognitive and Theory Practice. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Barr, R.D., J.L. Barth & S.S. Shermis. (1978). The Nature of the Social Studies. New York: Palm Spring and ETS Pablication.

Boocock, Sarane & E.O. Schild. (2010). Simulation Games in Learning. Beverly Hills, California: Sage Publications, Inc.

Borg, W.R. & M.D. Gall. (1983). Educational Research: An Introduction. New York: Longman. 4th edition.

Dahlan, M.D. (1990). Model-model Mengajar. Bandung: CV Diponegoro.

Depdikbud RI [Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia]. (1993). Kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Depdikbud RI.

Depdiknas RI [Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia]. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Depdiknas RI.

Depdiknas RI [Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia]. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas RI.

Depdiknas RI [Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia]. (2008). Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan.

Dewantara, Ki Hadjar. (1962). Pendidikan: Bagian Pertama. Jogjakarta: Penerbit Taman Siswa.

Dimyati, M. & R. Mulyana. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djahiri, A. Kosasih. (1980). Teknik Membina Sikap dalam Ilmu Pengetahuan Sosial dan PMP (Pendidikan Moral Pancasila). Bandung: Penerbit LP3.

Djahiri, A. Kosasih. (1995). Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral VCT dan Games dalam VCT. Bandung: Penerbit Granesia.

Djahiri, A. Kosasih. (1996a). Dasar dan Konsep Pendidikan Moral. Jakarta: Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.

Djahiri, A. Kosasih. (1996b). Menelusuri Dunia Afektif (Pendidikan Nilai dan Moral). Bandung: Laboratorium Pengajaran PMP IKIP [Pendidikan Moral Pancasila, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan] Bandung.

Djahiri, A. Kosasih. (1998). Teori Keterampilan Belajar dan Mengajar: Menuju Guru Inkuiri yang Reaktif. Bandung: Laboratorium Pengajaran PMP IKIP [Pendidikan Moral Pancasila, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan] Bandung.

Hamalik, Umar. (1999). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara.

Joni, T. Raka. (1992). Pokok-pokok Pikiran Mengenai Pendidikan Guru. Jakarta: Konsorsium Ilmu Pendidikan, Ditjen Dikti Depdikbud RI [Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia].

Joyce, Bruce & Marshal Weil. (1986). Models of Teaching. New Jersey: Prentice Hall, Inc. and Ringlewood Cliffs.

Kluckhohn, C. (1951). “Values and Value-Orientations in the Theory of Action: An Exploration in Definition and Classification” dalam Talcott Parsons & Edward A. Shills [eds]. Toward a General Theory of Action. Cambridge: Harvard University Press.

NCSS [National Commission on Social Studies]. (1990). “Charting a Course: Social Studies for the 21st Century” dalam Social Education in the School, 54(7).

Nelson, J.L. & J.U. Michaelis. (1980). Secondary Social Studies: Instruction, Curriculum, Evaluation. Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall.

Puskur [Pusat Kurikulum]. (2002). Profil Hasil Belajar: Kumpulan Makalah Seminar KBK dan Pembelajaran Siswa Aktif. Jakarta: Pusat Kurikulum.

Puskur [Pusat Kurikulum]. (2010). Strategi Pembelajaran Aktif. Jakarta: Pusat Kurikulum.

Somantri, Muhammad Numan. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudjana, Djudju. (2000). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI [Universitas Pendidikan Indonesia] Press.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (1997). Pengembangan Kurikum: Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suriasumantri, Jujun S. (1990). Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Wahab, Abdul Aziz. (1999). “The Budi Pekerti Education: A Model of Teaching Code of Conduct for Good Indonesian Citizenship”. Paper presented in the Conference on Civic Education for Civil Society, organized by CICED in collaboration with USIS Jakarta, in Hotel Papandayan, Bandung, on March 16-17.

Wahab, Abdul Aziz. (2002). “Tantangan Pembelajaran PIPS di Sekolah” dalam JPIS: Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial. Bandung: Media Komunikasi Antar FPIPS UPI — JPIS FKIP Universitas/STKIP se-Indonesia.

Winataputra, Udin S. (2001). “Jatidiri Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Wahana Sistemik Pendidikan Demokrasi”. Disertasi Doktor Tidak Diterbitkan. Bandung: PPs UPI [Program Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia].

Winataputra, Udin S. (2002). “Dinamika Gerakan Demokrasi” dalam CIVICUS: Jurnal Ilmu Politik, Hukum, dan Pendidikan Kewarganegaraan, Vol.1(2). Bandung: Jurusan PMP-KN FPIPS [Pendidikan Moral Pancasila — Kewargaan Nehara, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial] Universitas Pendidikan Indonesia.

Winataputra, Udin S. (2006). “Membangun ‘Ethos’ Demokrasi Melalui Proyek Belajar Kewarganegaraan KBI (Kami Bangsa Indonesia)”. Materi Penataran Tidak Diterbitkan. Bandung: CICED.




SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan is published by Minda Masagi Press. This work is licensed under a Creative Commons Attribution-Sharealike 4.0.