Fun-Eco-Preneur Education: Sebuah Konsep Pendidikan Multibudaya untuk Memperkuat Nilai-nilai Wirausaha di Indonesia

Suryaman Suryaman

Abstract


RESUME: Karakter siswa dapat dibangun dengan pendidikan multibudaya, sehingga mereka dapat menjadi lebih demokratis, pluralis, dan humanis di lingkungan mereka. Tulisan ini mencoba menguraikan konsep pendidikan fun-eco-preneur sebagai salah satu pendekatan dalam pendidikan multibudaya untuk meningkatkan kemampuan berwirausaha, untuk memenuhi kelemahan budaya kita sebagai negara-bangsa di Indonesia. Konsep ini dapat diterapkan di SMA (Sekolah Menengah Atas) untuk membangun kemampuan siswa dan karakter berwirausaha yang kuat, tidak mudah putus asa, menghargai orang sebagaimana mereka menghargai keluarga sebagai konsumen mereka. Sebagai konsep, pola-pola perilaku seperti berdoa, sikap, pengetahuan, keterampilan, dan tindakan telah terbukti berhasil untuk diterapkan dalam pendidikan; jadi, dibutuhkan metode kombinasi baru antara pendidikan multibudaya dan konsep berwirausaha. Pelaksanaan konsep ini terbukti ampuh bahwa dengan difusi antara pendidikan multibudaya dan budaya berwirausaha, berdasarkan metode pendidikan fun-eco-preneur, ianya mampu memberikan siswa pengalaman lapangan yang penting untuk memahami dan menghargai orang lain dan hidup dalam budaya mereka. Pelaksanaan program berwirausaha ini harus mempertimbangkan faktor latar belakang sekolah, persetujuan dari orang tua siswa dan pemilik sekolah, pemangku kepentingan pendidikan, lingkungan sekolah dan lokasinya, dan, di atas semua, kesediaan dari siswa sendiri untuk dilatih agar menjadi seorang wirausaha yang baik, menyenangkan, dan profesional.

KATA KUNCI: Fun-eco-preneur, pendidikan multibudaya, siswa di sekolah menengah, membangun budaya wirausaha, dan masyarakat Indonesia.

ABSTRACT: “Fun-Eco-Preneur Education: A Concept of Multicultural Education to Strengthen the Entrepreneurship Values in Indonesia”. Students character can be built by multicultural education, so that they can become more democratic, pluralist, and humanists in their environment. This paper tries to elaborate the concept of education for fun-eco-preneur as one of the approaches in multicultural education to enhance the entrepreneurial capabilities, to meet the weakness of our culture as a nation-state in Indonesia. This concept can be applied in Senior High School to build the students abilities and strong in entrepreneurship character, not easily discouraged, as well as they appreciate and respect of their families as consumers. As a concept, patterns of behavior such as prayer, attitude, knowledge, skills, and actions have proven to be successful to be applied in education; so, it takes a new combination method between multicultural education and the concept of entrepreneur. Implementation of this concept is proven that the diffusion between multicultural education and cultural entrepreneurship, based on the method of education fun-eco-preneur, it is able to give students the field experience that is important to understand and respect others and live in their culture. The implementation of the entrepreneurship program must consider the background of the school, the consent of parents and school owners, education stakeholders, and location of the school environment, and, above all, the willingness of the students themselves to be trained to become a good entrepreneur, fun, and professional.

KEY WORD: Fun-eco-preneur”, multicultural education, students in secondary schools, build an entrepreneurial culture, and people of Indonesia.

About the Author: Dr. Suryaman adalah Dosen Pascasarjana UNIPA (Universitas PGRI Adi Buana) Surabaya, Jalan Ngagel Dadi III-B No.37, Surabaya 60245, Jawa Timur, Indonesia. Untuk kepentingan akademik, penulis bisa dihubungi dengan alamat emel: maman_suryaman58@yahoo.co.id

How to cite this article? Suryaman. (2014). “Fun-Eco-Preneur Education: Sebuah Konsep Pendidikan Multibudaya untuk Memperkuat Nilai-nilai Wirausaha di Indonesia” in SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan, Vol.7, No.1 [Mei], pp.125-136. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press owned by ASPENSI, UNHAS Makassar, and UNIPA Surabaya, ISSN 1979-0112.

Chronicle of article: Accepted (March 2, 2014); Revised (April 6, 2014); and Published (May 20, 2014).


Full Text:

PDF

References


Azra, A. (2003). “Pendidikan Multikultural: Membangun Kembali Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika” dalam Republika Online. Jakarta: 6 Januari 2003. Tersedia [online] juga dalam http://www.republika.co.id [diakses di Surabaya, Indonesia: 1 Juni 2013].

Banks, J. (1993). “Multicultural Education: Historical Development, Dimension, and Practice” dalam Review of Research in Education, 5(2), 120-132.

Blum, L.A. (2001). “Anti Rasisme, Multikulturalisme, dan Komunitas Antar-Ras: Tiga Nilai yang Bersifat Mendidik bagi sebuah Masyarakat Multikultural” dalam L. May, S. Collins-Chobanian & K. Wong [eds]. Etika Terapan I: Sebuah Pendekatan Multikultural. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, terjemahan, hlm.15-25.

Depdiknas RI [Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia]. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas RI.

Kuper, Adam & Jessica Kuper. (2000). Ensiklopedi Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, terjemahan.

Ma’arif, S. (2005). Pendidikan Pluralisme di Indonesia. Jogjakarta: Penerbit Logung Pustaka.

Manan, I. (1989). Dasar-dasar Sosial, Budaya, Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Mantja, W. (2003). Etnografi, Disain Penelitian Kualitatif, dan Manajemen Pendidikan. Malang: Penerbit Wineka Media.

Soetopo, H. (2001). “Hubungan Karakteristik Bawahan, Kontrol Situsasi, Perilaku Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Iklim Organisasi dengan Keefektifan Organisasi pada Universitas Swasta di Kotamadya Malang”. Disertasi Doktor Tidak Diterbitkan. Kota Malang, Jawa Timur, Indonesia: UM [Universitas Negeri Malang].

Sonhadji, K.H.A. (2003). “Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pendidikan Multikultural”. Makalah dipresentasikan dalam KIPNAS [Kongres Ilmu Pengetahun Nasional) ke-8 di Jakarta, penyelenggara Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia bekerjasama dengan Depdiknas RI [Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia].

Suryaman. (2007). “Budaya Organisasi Sekolah Berlatar Multikultural: Suatu Studi Ethnografi”. Disertasi S-3 Tidak Diterbitkan. Kota Malang, Jawa Timur: Jurusan Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UM [Universitas Negeri Malang].

Suryaman. (2010). “Analisis Kepemimpinan Multikultural di Sekolah Menengah dalam Upaya Mencegah Fenomena Gegar Budaya: Konteks Indonesia” dalam SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan, 3(1), hlm.109-122. Tersedia [online] juga dalam http://www.sosiohumanika-jpssk.com/sh_files/File/4.Suryaman.sosio.may.2010.pdf [diakses di Surabaya, Indonesia: 2 Mei 2014].

Suryaman. (2012). “Penguatan Budaya dan Karakter Bangsa Melalui Pembangunan Karakter dengan Pendidikan Multikultural: Studi Kasus di Sekolah Menengah”. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Penerapan Multikultural di Kota Malang, Jawa Timur, Indonesia.

Yaqin, A. (2005). Pendidikan Multikultural: Cross-Cultural Understanding untuk Demokrasi dan Keadilan. Yogyakarta: Penerbit Pilar Media.

Zamroni. (2000). Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: Bigraf Publishing.

Zubaidi. (2005). Pendidikan Berbasis Masyarakat. Jakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.




SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan is published by Minda Masagi Press. This work is licensed under a Creative Commons Attribution-Sharealike 4.0.