Re-Edukasi dan Re-Motivasi terhadap Pelaku Radikalisme dan Terorisme: Membangun Kesadaran Keagamaan yang Inklusif dan Humanis di Indonesia

Mukhibat Mukhibat

Abstract


RESUME: Penanganan radikalisme dan terorisme yang terlalu bertumpu pada pendekatan legal-formal dan bersifat represif perlu ditinjau ulang, karena logika pendekatan melalui mekanisme hukum seperti itu berlawanan dengan logika yang dianut oleh para teroris. Sanksi pidana fisik tidak membuat pelaku berhenti, tetapi para teroris bertindak jauh melampaui rasa takut terhadap ancaman hukuman tersebut. Re-edukasi dan re-motivasi perlu dipertimbangkan sebagai bentuk de-radikalisasi dalam rangka menetralisir faham-faham radikal melalui pendekatan interdisipliner, seperti pendidikan, hukum, psikologi, agama, dan sosial-budaya. Kontekstualisasi ajaran agama menjadi cara efektif bagi re-edukasi dan re-motivasi dalam menanggulangi radikalisme di Indonesia. Proses ini mensyaratkan keberanian untuk mengniterpretasikan Islam dengan budaya lokal, yang tidak harus berkaitan dengan zaman Nabi. Dalam konteks Indonesia, proses ini juga seharusnya dilakukan melalui integrasi nilai-nilai pluralitas terhadap kurikulum pesantren yang memiliki hubungan dengan radikalisme. Politik kesalehan eksklusif harus di de-produksi menjadi politik kesalehan berbasis sosial yang responsif terhadap masalah kemanusiaan. Re-edukasi dan re-motivasi akan menciptakan generasi baru Muslim di Indonesia yang inklusif dan humanis, serta mampu melakukan reka-cipta kearifan lokal baru yang sejalan dengan nilai-nilai ajaran Islam.

KATA KUNCI: Re-edukasi, re-motivasi, pelaku radikalisme, pesantren, dakwah, Muslim Indonesia, inklusif, dan humanis.

ABSTRACT: Re-Education and Re-Motivation towards the Radicalism and Terrorism Actors: Building Awareness on Inclusive Religious and Humanist in Indonesia”. Handling terorrism and radicalism that too based on the repressive and formal-legal approachs need to be reviewed, because the logic of approach through the law mechanisms like that is contrary to the logic espoused by the terrorists. Physically criminal sanction is not make the perpetrator to stop, but the terrorist act far beyond the fear of the threat of punishment. Re-education and re-motivation should be considered as a form of de-radicalization in order to neutralize the radical ideologies through an interdisciplinary approach, such as education, law, psychology, religion, and socio-cultural. Contextualization of religion teachings will become an effective way to re-educate and re-motivation in tackling the radicalism in Indonesia. This process requires the courage to interprete Islam with the local culture, which is not necessarily related to the time of the Prophet. In the Indonesian context, this process should be done through the integration of a plurality of values into the Islamic boarding school’s curriculum with ties to radicalism. Politics of exclusive piety should be de-producted become the political piety based on social responsibility to the problems of humanity. Re-education and re-motivation will create a new generation of Muslims in Indonesia who are inclusive and humane, and able to perform the new copyright of local wisdom that aligns with the values of Islam.

KEY WORD: Re-education, re-motivation, actors of radicalism, Islamic boarding schools, preaching, Indonesian Muslims, inclusive, and humane.

About the Author: Dr. Mukhibat adalah Dosen di Program Studi PAI (Pendidikan Agama Islam), Jurusan Tarbiyah STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri) Ponorogo, Jalan Pramuka No.156 Ponorogo, Jawa Timur, Indonesia. Untuk kepentingan akademik, penulis bisa dihubungi dengan alamat e-mail: mukhibat@yahoo.co.id

How to cite this article? Mukhibat. (2014). “Re-Edukasi dan Re-Motivasi terhadap Pelaku Radikalisme dan Terorisme: Membangun Kesadaran Keagamaan yang Inklusif dan Humanis di Indonesia” in SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan, Vol.7, No.1 [Mei], pp.19-32. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press owned by ASPENSI, UNHAS Makassar, and UNIPA Surabaya, ISSN 1979-0112.

Chronicle of article: Accepted (March 2, 2014); Revised (April 5, 2014); and Published (May 20, 2014).


Full Text:

PDF

References


Arjun, Appadurai. (1995). “The Production of Locality” dalam Richard Fardon [ed]. Counterworks: Managing the Diversity of Knowledge. London: Rouledge.

Artikel berjudul “Alfred Adler: Theory and Application” dalam http://www.alfredadler.edu/about/theory [diakses di Ponorogo, Jawa Timur, Indonesia: 28 April 2014]

Asy`ari, Musa. (2003). Menggagas Revolusi Kebudayaan Tanpa Kekerasan. Yogyakarta: Penerbit LESFI.

Beyer, Peter. (2009). Religion, Culture, and Globalization. London: Sage Publication.

Chakravarty, Prasanta. (2006). Like Parchment in the Fire: Literature and Radicacalism in the English Civil War. New York: Routledge.

Crollius, Ary Roest. (1984). “Inculturation and the Meaning of Culture” dalam Inculturation: Working Papers on Living Faith and Cultures. New York: Routledge.

CTITF [Counter Terrorism Implementation Task Force]. (2009). “First Report of Working Group on Radicalisation and Extremism that Lead to Terrorism: Inventory of State Programmes”. Tersedia [online] juga dalam http://www.un.org/terrorism/pdfs [diakses di Ponorogo, Jawa Timur, Indonesia: 30 Januari 2014].

Depdikbud [Departemen Pendidikan dan Kebudayaan]. (1995). KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Jakarta: Balai Pustaka, edisi kedua, cetakan keempat.

Faqih, Mansur. (2004). Pendidikan Populer: Panduan Pendidikan Metode Kritis Partisipatoris. Yogyakarta: INSIST Press.

Fraenkel, J.R. (1973). Helping Students Thing & Value. New Jersey: Prentice Hall Inc.

Golose, Petrus Reinhard. (2010). Deradikalisasi Radikalisme, Humanis, Soul Approuch, dan Menyentuh Akar Rumput. Jakarta: Yayasan Pengembangan Kajian Ilmu Kepolisian.

Hendropriyono, A.M. (2009). Radikalisme: Fundamentalis Kristen, Yahudi, Islam. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

Horgan, John. (2005). The Psychology of Terrorism. Pennsylvania: Routledge. Tersedia [online] juga dalam http://books.google.co.id/books/about/The_Psychology_of_Terrorism.html?id=75LraX59rXcC&redir_esc=y [diakses di Ponorogo, Jawa Timur, Indonesia: 28 April 2014]

Juergensmeyer. (2009). Religion, Glibalization, and Civil Society. Toronto: Sage Publication.

Korostelina, Karina. (2007). Social Identity and Conflict: Dynamics and Implication. New York: Palgrave Macmillan.

Liddle, R. William. (1999). Islam, Politik, dan Modernisasi. Jakarta: Penerbit UI [Universitas Indonesia] Press.

LN [Lembaran Negara]. (2003). Undang-Undang tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Radikalisme, UU No.15 Tahun 2003. Jakarta: Terbitan Lembaran Negara No.4284.

Ma’arif, Ahmad Syafii. (2009). Titik-titik Kisar di Perjalananku: Autobiografi. Bandung: Penerbit Mizan.

Marty, Martin E. (1991). Fundamentalisms Observed. Chicago: The University of Chicago Press.

Mas`ud, Abdurrahman. (2002). Menggagas Format Pendidikan Non-Dikotomik: Humanisme Religius sebagai Paradigma Pendidikan Islam. Yogyakarta: Penerbit Gama Media.

Muin, M. Abdul et al. (2007). Pendidikan Pesantren dan Potensi Radikalisme. Jakarta: Penerbit Prasasti.

Pratiwi, Ayu. (2010). “Radikalisme dan Radikalisme Atas Nama Islam: Sebuah Pertanyaan tentang Identitas dan Produk Interaksi Sosial Masyarakat” dalam Dhyah Madya Ruth [ed]. Memutus Mata Rantai Radikalisme dan Radikalisme. Jakarta: Penerbit Lazuardi Biru.

Remkes, J.W. (2004). “General Intelligence and Security Service: Annual Report 2014”. Tersedia [online] juga dalam http://www.fas.org/irp/world/netherlands/aivd2004-eng.pdf [diakses di Ponorogo, Jawa Timur, Indonesia: 28 April 2014].

Ruth, Dhyah Madya [ed]. (2010). Memutus Mata Rantai Radikalisme dan Radikalisme. Jakarta: Lazuardi Biru.

Said, Edward W. (2006). The Mind of Terrorism. USA: Booksmaxwell.

Saputro, M. Endi. (2010). Deproduksi Radikalisme di Indonesia. Jakarta: Penerbit Lazuardi Biru.

Sarwono, Sarlito Wirawan. (2005). Psikologi dalam Praktek. Jakarta: Restu Agung.

Setio, Robert. (2005). “Kekerasan dalam Apokaliptisisme” dalam Alef Theria Wasim et al. [eds]. Harmoni Kehidupan Beragama: Problem, Praktik, dan Pendidikan. Yogyakarta: Oasis Publisher.

Ward, Ken. (2008). ”Indonesian Terrorising: From Jihad to Dakwah?” dalam Greg Fealy & Sally White [eds]. Expressing Islam: Religious Life and Politics in Indonesia. Singapura: Penerbit ISEAS [Insititute of South East Asian Studies].

Zurqoni & Mukhibat. (2013). Menggali Islam, Membumikan Pendidikan: Upaya Membuka Wawasan Keislaman & Pemberdayaan Pendidikan Islam. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, cetakan kedua.




SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan is published by Minda Masagi Press. This work is licensed under a Creative Commons Attribution-Sharealike 4.0.