Kearifan Lokal dalam Wawacan Sulanjana: Tradisi Menghormati Padi pada Masyarakat Sunda di Jawa Barat, Indonesia

Kalsum Kalsum

Abstract


ABSTRAK: Tradisi tentang menghormati padi, sebagai bagian dari tradisi tentang kearifan lokal, tidaklah berdiri sendiri, melainkan ianya diungkapkan dalam perilaku masyarakat Sunda yang diturunkan dari masa ke masa. Hal itu nampak dengan adanya ritual, mantra untuk siklus penanaman padi, dan sejumlah keharusan serta tabu. Semuanya itu merupakan mata rantai yang saling berkaitan dan diusung oleh budaya masyarakat yang dilapisi oleh agama dan kepercayaan nenek-moyang. Tulisan ini akan mengkaji tentang tradisi menghormati padi pada masyarakat Sunda, khususnya yang ada di Jawa Barat dan Banten, sebagaimana nampak dalam ”Wawacan Sulanjana”. Penghormatan terhadap padi itu — yang dilambangkan sebagai Dewi Sri — dilakukan sedemikian rupa mulai dari proses menanam, memelihara, memanen, dan menyimpan hingga menggunakan padi. Mengenai kearifan lokal pada masyarakat Sunda — utamanya dalam menghormati padi, beras dan nasi — yang fenomenanya masih tampak tidak hanya pada masa dulu tetapi juga pada masa kini, seyogyanyalah dipelihara dan dijaga. Walaupun perkembangan industri dan teknologi sangat pesat, khususnya dalam bidang pertanian dan proses pengerjaan dari padi ke beras dan cara memasaknya, namun padi sebagai makanan pokok tetap tidak tergantikan. Ini bermakna bahawa pemerintah pun harus meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat dengan cara melakukan pembangunan yang benar dalam bidang pertanian, khususnya tanaman padi.

Kata-kata kunci: tradisi menghormati padi, karya satra ”Wawacan Sulanjana”, masyarakat Sunda, dan kearifan lokal.

About the Author: Dr. Kalsum adalah Dosen pada Jurusan Bahasa dan Sastra Sunda, Fakultas Sastra UNPAD (Universitas Padjadjaran); dan Ketua Konsentrasi Filologi Program Ilmu Sastra, Pascasarjana UNPAD Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Untuk kepentingan akademik, beliau boleh dihubungi dengan alamat e-mail: kalsum_pratoyo@yahoo.com

How to cite this article? Kalsum. (2010). “Kearifan Lokal dalam Wawacan Sulanjana: Tradisi Menghormati Padi pada Masyarakat Sunda di Jawa Barat, Indonesia” in SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan, Vol.3, No.1 [Mei], pp.79-94. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press, UNIPA Surabaya, and UMS Kota Kinabalu, Malaysia, ISSN 1979-0112.

Chronicle of article: Accepted (February 7, 2010); Revised (March 10, 2010); and Published (May 20, 2010).


Full Text:

PDF

References


Bakker, Anton. (2008). Antropologi Metafisik. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, edisi ke-6.

Cavallaro, Dani. (2004). Teori Kritis dan Teori Budaya. Terjemahan. Yogyakarta: Futuh Printika.

Danandjaja, James. (1984). Folklor Indonesia. Jakarta: P.T. Grafiti Pers.

Danasasmita, Saleh et al. (1986). Sawaka Darma Sanghiyang Siksakandang Karesian: Amanat Galunggung. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Ekadjati, Edi S. et al. (1985). Naskah Sunda: Inventarisasi dan Pendataan. Bandung: Lembaga Penelitian UNPAD [Universitas Padjadjaran] dan The Toyota Foundation.

Gazaldun. (1974). Amanat Dewi Sri. Jakarta: Balai Pustaka.

Hartoko, Dick. (1975). Saksi Budaya. Jakarta Pusat: Dunia Pustaka Jaya, edisi pertama.

Kalsum. (1983). “Analisis Wawacan Sulanjana dari Kecamatan Sulanjana”. Skripsi Sarjana Tidak Diterbitkan. Bandung: Fakultas Sastra UNPAD [Universitas Padjadjaran].

Kalsum. (1991). Makna Mantra Pertanian Jawa Barat Bagian Timur. Bandung: Fakuktas Sastra UNPAD [Universitas Padjadjaran].

Kalsum et al. (2001). Transkripsi, Translitrasi dan Terjemahan Naskah Kuno: Wawacan Carios Sawargaloka. Bandung: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Barat.

Kalsum. (2006). “Wawacan Batara Rama: Edisi Teks, Kajian Struktur dan Intertekstualitas”. Disertasi Doktor Tidak Diterbitkan. Bandung: Program Pascasarjana UNPAD [Universitas Padjadjaran].

Mulyono, Sri. (1982). Apa dan Siapa Semar? Jakarta: Gunung Agung.

Purwoko, Herudjati. (2008). Discourse Analysis: Kajian Wacana bagi Semua Orang. Jakarta: P.T. Indeks dan P.T. Macanan Jaya Cemerlang, edisi pertama.

Ras, Johannes Jacobus. (1968). Hikayat Banjar: A Study in Malay Historiography. ’s-Gravenhage: N.V. De Nederlandsche Boek en Drukkery v/h H.L. Smits.

Suratkabar Pikiran Rakyat. Bandung: 31 Maret 1991.

Robson, S.O. (1978). Filologi dan Sastra-sastra Klasik Indonesia. Tugu-Bogor: Antara Aksara.

Wessing, Robert. (1990). Sri and Sadana and Sita and Rama: Myth of Fertility and Generation. Nijmegen: Katholieke Universiteit.

Wojowasito, S. (1976). Sejarah Kebudayaan Indonesia. Bandung: Shinta Dharma.

Zoest, Aart van. (1990). Fiksi dan Nonfiksi dalam Kajian Semiotik. Jakarta: Intermasa.




SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan is published by Minda Masagi Press. This work is licensed under a Creative Commons Attribution-Sharealike 4.0.