Transformasi Pembelajaran Sejarah Berbasis Religi dan Budaya untuk Menumbuhkan Karakter Siswa

Encep Supriatna

Abstract


IKHTISAR: Studi ini berkenaan dengan perkembangan tarik-ulur antara identitas nasional dan budaya global, khususnya diantara generasi muda Indonesia. Sekolah, sebagai lembaga formal yang didirikan oleh pemerintah, memainkan peranan penting dalam mentransformasikan nilai-nilai budaya lokal kepada para siswa sebagai generasi muda. Studi ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan etnografi. Hal ini bermaksud untuk menggali dan mengumpulkan data tentang nilai-nilai budaya dan agama dari para siswa SMA (Sekolah Menengah Atas) di Banten. Data dikumpulkan melalui dua instrumen utama: (1) Wawancara dengan para siswa, guru, dan kepala sekolah dari tiga SMA yang berbeda di Banten; serta (2) Observasi terhadap pembelajaran sejarah di kelas dan kegiatan ekstrakulikuler. Hasil studi menunjukkan bahwa dalam kenyataannya sekolah telah memasukan materi tentang nilai-nilai religi dan budaya lokal dalam proses pembelajaran sejarah. Para siswa juga masih memegang erat tradisi mereka tentang nilai-nilai budaya dan agama Islam di Banten. Hal ini penting dalam pembentukan karakter para siswa dalam kehidupan mereka sehari-hari.

KATA KUNCI: Transformasi pembelajaran sejarah, basis nilai-nilai religi dan budaya, serta siswa SMA di Banten.

ABSTRACT: This study is concerning on the growing tension between national identity and global culture, especially among the young people in Indonesia. Schools, as formal institutions developed by the government, are considered to play a crucial role in transforming the local cultural values to the students as young generation. This study is a qualitative research by using the ethnographic approach. It is aimed to collect and investigate the data of cultural and religious values among senior high school students in Banten. Data are collected through two main instruments: (1) Interviews with the students, teachers, and headmasters of three different senior high schools in Banten; and (2) Observations of history classes and extracurricular activities. The results show that the schools have actually inserted the contents of religious and local cultural values in the history teaching. Students still also abide their traditions that are deeply rooted on the values of Islam and Banten culture. It is important to developing students’ character in their everyday life.

KEY WORD: Transforming the history teaching, religious and cultural’s values-based, and senior high school students in Banten.

About the Author: Dr. Encep Supriatna adalah Dosen di Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UPI (Universitas Pendidikan Indonesia), Jalan Dr. Setiabudhi No.229 Bandung 40154, Jawa Barat, Indonesia. Alamat e-mail: cepsup@yahoo.co.id

How to cite this article? Supriatna, Encep. (2012). “Transformasi Pembelajaran Sejarah Berbasis Religi dan Budaya untuk Menumbuhkan Karakter Siswa” in ATIKAN: Jurnal Kajian Pendidikan, Vol.2(1) Juni, pp.21-44. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press owned by ASPENSI in Bandung and FKIP UNSUR in Cianjur, West Java, ISSN 2088-1290.

Chronicle of the article: Accepted (April 17, 2012); Revised (May 12, 2012); and Published (June 15, 2012).


Full Text:

PDF

References


Anderson, Benedict R.O’G. (2001). Komunitas-komunitas yang Terbayang. Yogyakarta: Penerbit Insist bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, Terjemahan.

Collingwood, R.G. (1959). “The Historical Imagination” dalam Hans Meyerhoff [ed]. The Philosophy of History in our Time: An Anthology. Garden City, New York: Doubleday & Company.

Creswell, J.W. (1994). Qualitative & Quantitative Approachs. London and New Delhi: SAGE Publications.

Creswell, J.W. (1998). Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing among Five Tradistions. London and New Delhi: SAGE Publications.

DEPDIKNAS [Departemen Pendidikan Nasional]. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia: Pusat Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Geertz, Clifford. (1996). Agama Jawa. Yogyakarta: Bentang, Terjemahan.

Giddens, Anthony. (2001). Runaway World, Dunia yang Lepas Kendali: Bagaimana Globalisasi Merombak Kehidupan Kita? Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Gottschlak, L. (1979). Mengerti Sejarah. Jakarta: Yayasan Penerbit UI [Universitas Indonesia].

Kahmad, Dadang. (2006). Sosiologi Agama. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Kennedy, Paul. (1995). Menyiapkan Diri Menghadapi Abad ke-21. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, Terjemahan.

Kluckhohn, C. & B. Strodtbeck. (1961). Variation in Values Orientation. Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall.

Koentjaraningrat. (1987). Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta: Penerbit UI [Universitas Indonesia].

Koentjaraningrat. (1990). Sejarah Teori Antropologi II. Jakarta: Penerbit UI [Universitas Indonesia].

Koentjaraningrat. (2000). Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Linton, R. (1984). Antropologi: Suatu Penyelidikan Manusia. Bandung: Penerbit Jemars, Terjemahan.

Lincoln, Y.S. & E.G. Guba. (1985). Naturalistic Inquiry. California, Beverly Hills: Sage Publications.

Madjid, Nurholish. (1995). Islam Agama Kemanusiaan. Jakarta: Penerbit Yayasan Wakaf Paramadina.

Malinowski, B. (1935). Coral Gardens and Their Magic. London: Kegan Paul.

McMillan, J.H. & S. Schumacher. (2001). Research in Education. New York: Longman.

Meyerhoff, Hans [ed]. (1959). The Philosophy of History in Our Time: An Anthology. Garden City, New York: Doubleday & Company.

Ogburn, William F. (1964). Social Change with Respect to Culture and Original Nature. Gloucester, Mass: Peter Smith.

Said, Edwar W. (2001). Orientalism: Western Representations of the Orients. London: Routledge & Kegan Paul.

Simuh. (2003). Islam dan Pergumulan Budaya Jawa. Jakarta: Penerbit Teraju.

Spencer, Herbert. (1965). The Man Versus the State. Caldwell, Idaho: Caxton.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Supriatna, Encep. (2012). ”The Implementation of History Education Based on Religion and Culture in Old Banten Area”. Paper presented in an International Conference of Character Education (ICCE) in Yogyakarta, Indonesia.

Susan, S. & S. William. (1988). Understanding & Conducting Qualitative Research. Dubuque, Iowa: Kendall/Hunt Publishing Company.

Taufik, E.R. & I. Ahmad. (2010). Denyut Budaya Banten. Serang: Leppemas STIE Banten.

Tihami. (2004). ”Khazanah Budaya Banten”. Makalah disajikan dalam Seminar Sejarah dan Kebudayaan Banten, Pusat Kajian Sejarah dan Budaya STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri) Sultan Maulana Hasanuddin Banten di Serang: 1 Juli.

Tihami. (2007). Profil Seni dan Budaya Banten. Serang, Banten: Penerbit STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri) Sultan Maulana Hasanuddin.

Tim DISDIK [Dinas Pendidikan]. (2007). Ragam Pusaka Budaya Banten. Serang, Banten: Dinas Pendidikan Provinsi Banten dan BP-3 Serang.

Toffler, A. (1970). Future Shock. London: Hazel Watson & Viney Ltd. Aylesburry Buck.

Topolski, J. (1990). Narration and Explanantion: Contribution to the Methodology of the Historical Research. Amesterdam-Atlanta, G.A.: Rodopi.

TPSK [Tim Penyusuan Subdin Kebudayaan]. (2003). Profil Seni Budaya Banten. Serang: Dinas Pendidikan Provinsi Banten.

TSK [Tim Subdin Kebudayaan]. (2003). Benda Cagar Budaya dan Situs Kepurbakalaan Provinsi Banten. Serang: Dinas Pendidikan Provinsi Banten.

Tylor, E.B. (1942). Primitive Culture. New York: Happer Torchbooks.

Wawancara dengan Mohamad Ali Fadilah, Kepala Balai LITBANGDA (Penelitian dan Pengembangan Daerah) Provinsi Banten, di Kota Serang, Banten, pada tanggal 12 Oktober 2010.

Wawancara dengan Astari, Kuncen Banten Lama, di Kota Serang, Banten, pada tanggal 14 November 2010.

Wawancara dengan Nengsih Husaeni, Guru Sejarah di Kelas XI Program IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) SMAN (Sekolah Menengah Atas Negeri) 2 Kota Serang, Banten, pada tanggal 9 Oktober 2011 dan 24 November 2011.

Wawancara dengan Siti Hodijah, Guru Sejarah di SMAN (Sekolah Menengah Atas Negeri) 1 Kota Serang, Banten, pada tanggal 9 Oktober 2011.

Wawancara dengan Yudi Yuriansyah, Guru Sejarah di SMAN (Sekolah Menengah Atas Negeri) 1 Kota Serang, Banten, pada tanggal 9 Oktober 2011.

Wawancara dengan Qisthiya Sukma Nazira, Siswi di SMAN (Sekolah Menengah Atas Negeri) 1 Kota Serang, Banten, pada tanggal 16 Oktober 2011.

Wawancara dengan Rinaldi, Siswa Kelas XI IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) 3 di SMAN (Sekolah Menengah Atas Negeri) 1 Kota Serang, Banten, pada tanggal 16 Oktober 2011.

Wawancara dengan Sutrisno Harmedi, Guru Sejarah di SMAN (Sekolah Menengah Atas Negeri) 3 Kota Serang, Banten, pada tanggal 24 Oktober 2011.

Wawancara dengan Devy Sulihati, siswi Kelas XI IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) di SMAN (Sekolah Menengah Atas Negeri) 3 Kota Serang, Banten, pada tanggal 10 November 2011.

Wawancara dengan Maya Kholida Fauziyah, siswi Kelas XII IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) di SMAN (Sekolah Menengah Atas Negeri) 3 Kota Serang, Banten, pada tanggal 10 November 2011.

Wawancara dengan Yuniar, siswi Kelas XII IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) di SMAN (Sekolah Menengah Atas Negeri) 3 Kota Serang, Banten, pada tanggal 10 November 2011.

Wawancara dengan Dian Nur Azizah, siswi Kelas XII IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) 4 di SMAN (Sekolah Menengah Atas Negeri) 2 Kota Serang, Banten, pada tanggal 17 November 2011.

Wawancara dengan Sifatul Ismaniah, siswi Kelas XII IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) 4 di SMAN (Sekolah Menengah Atas Negeri) 2 Kota Serang, Banten, pada tanggal 17 November 2011.

Wawancara dengan Tatu Cholisoh, siswi Kelas XII IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) 4 di SMAN (Sekolah Menengah Atas Negeri) 2 Kota Serang, Banten, pada tanggal 17 November 2011.

Wawancara dengan Deni Arif Hidayat, Kepala Sekolah SMAN (Sekolah Menengah Atas Negeri) 2 di Kota Serang, Banten, pada tanggal 24 November 2011.

Widja, I Gde. (2002). Menuju Wajah Baru Pendidikan Sejarah. Yogyakarta: Lappera Pustaka Utama.