Analisis Dimensi dan Indikator Indeks Pembangunan Kepemudaan di Indonesia

Esa Sukmawijaya

Abstract


INTISARI: Secara legal-formal, pembangunan kepemudaan di Indonesia merujuk pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan. Segera setelah undang-undang ini lahir, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional melakukan kajian pada tahun 2009, yang antara lain menyimpulkan kenyataan tentang masih tumpang-tindihnya program kepemudaan di beberapa Kementerian dan/atau Lembaga di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dimensi dan indikator pembangunan kepemudaan di Indonesia dalam kaitannya dengan perumusan Indeks Pembangunan Kepemudaan. Merujuk pada referensi indikator pembangunan kepemudaan dari PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), direkomendasikan 6 dimensi dan 64 indikator pembangunan kepemudaan. Selanjutnya, dalam studi ini diperoleh 4 dimensi inti dan 8 indikator inti yang dirumuskan kedalam Indeks Pembangunan Kepemudaan sebagai alat ukur keberhasilan pembangunan kepemudaan di Indonesia. Pengukuran indeks dilakukan secara nasional untuk menganalisis implementasi kebijakan pembangunan. Selain itu, melalui pengukuran indeks dapat diketahui pula peran dimensi dan indikator terhadap tingkat keberhasilan pembangunan, sehingga menjadi bahan evaluasi yang spesifik dan terarah dalam menata pembangunan kepemudaan selanjutnya. Pembangunan di sini bukan hanya bermakna bagi optimalisasi peningkatan peran atau partisipasi pemuda dalam pembangunan berdasarkan potensi yang dimiliki, namun juga bermakna dalam konteks penyiapan masa depan bangsa Indonesia yang cerah.

KATA KUNCI: Indikator Pembangunan; Pemuda Indonesia; Pembangunan Kepemudaan; Kementerian Pemuda dan Olahraga; Indeks Pembangunan Manusia.

ABSTRACT: “An Analysis on Youth Development Index and its Dimensions in Indonesia”. Legally formal, the youth development in Indonesia refers to Law No.40 of 2009 on Youth. Soon after the birth of this law, the National Development Planning Agency conducted a study in 2009, which among other things concluded still overlapping realities of youth programs in some Ministries and/or Institutions in Indonesia. The aim of this study is to identify the dimensions and indicators of youth development in Indonesia related to formulate the Youth Development Index. Based on the indicator reference of youth development from the UN (United Nations), recommended items are 6 dimensions and 64 indicators of youth development outcomes. Furthermore, from this study was gained 4 core dimensions and 8 core indicators that have been formulated to contribute the Youth Development Index successfully in Indonesia. Measurements of index were conducted nationwide to analyze the implementation of development policies. In addition, through measuring index can be determined also the role of dimensions and indicators towards the success rate of development, so that it becomes the subject of specific evaluation and direction in managing the development of youth next. The development in this context is not only meaning to optimizing or increasing the role of youth participation in development based on their potentials, but also meaning in the context of preparing the bright future of Indonesia.

KEY WORD: Development Indicator; Indonesian Youth; Youth Development; Ministry of Youth and Sports; Human Development Index.

About the Author: Esa Sukmawijaya, M.Si. adalah Kepala Bidang Pengembangan pada ASDEP (Asisten Deputi) Peningkatan Sumber Daya Pemuda, Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda KEMENPORA RI (Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia), Jalan Gerbang Pemuda No.3 Senayan, Jakarta 10270, Indonesia. Alamat emel: esajaya@yahoo.com

How to cite this article? Sukmawijaya, Esa. (2015). “Analisis Dimensi dan Indikator Indeks Pembangunan Kepemudaan di Indonesia” in SIPATAHOENAN: South-East Asian Journal for Youth, Sports & Health Education, Vol.1(2) October, pp.165-188. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press, APAKSI Bandung, and KEMENPORA RI Jakarta, ISSN 2407-7348.

Chronicle of the article: Accepted (September 12, 2015); Revised (October 15, 2015); and Published (October 28, 2015).


Keywords


Indikator Pembangunan; Pemuda Indonesia; Pembangunan Kepemudaan; Kementerian Pemuda dan Olahraga; Indeks Pembangunan Manusia

Full Text:

PDF

References


Abdullah, Sait. (2005). “Desentralisasi: Konsep, Teori, dan Perdebatannya” dalam Jurnal Desentralisasi, Vol.6, No.4.

Abdullah, T., M. Yasin & H.A.R. Tilaar. (1991). Pemuda dan Perubahan Sosial. Jakarta: Penerbit LP3ES, cetakan ketiga.

Bappenas RI [Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia]. (2009). Laporan Akhir Strategi Pengembangan SDM di Bidang Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga. Jakarta: Ditjen Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga.

Bappenas RI [Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia]. (t.th.). Modul Langkah Teknis Penyusunan Program dan Kegiatan. Jakarta: Penerbit Bappenas RI.

Beesley, K.B. & L.H. Russwurm. (1981). The Rural-Urban Fringe: Canadian Perspectives. Waterloo, Canada: Geographical Monographs, Department of Geography, York University.

BPO Kemenpora RI [Biro Perencanaan dan Organisasi Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia]. (2011). Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kewirausahaan dan Kepeloporan Pemuda serta Penyediaan Prasarana dan Sarana Kepemudaan. Jakarta: Biro Perencanaan dan Organisasi, Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.

BPS [Biro Pusat Statistik]. (2010). Sensus Penduduk 2010. Jakarta: Biro Pusat Statistik.

BPS [Badan Pusat Statistik]. (2012). SUSENAS: Survey Sosial-Ekonomi Nasional. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Creswell, J.W. (2003). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. London: SAGE Publications.

Davies, A. & G. Quinlivan. (2006). “A Panel Data Analysis of the Impact of Trade on Human Development” dalam Journal of Socioeconomics, 4(2), hlm.23-34.

Harahap, O.S.R. (2011). Mencari Indonesia: Meninjau Masa Lalu, Menatap Masa Depan. Jatinangor, Sumedang: LPPM UNPAD [Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Padjadjaran] Bandung.

Hornby, A.S. (2005). Oxford Advanced Learner's Dictionary. Oxford: Oxford University Press.

Kemendiknas RI [Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia]. (2008). KBBI: Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, edisi keempat.

Kemenegpora RI [Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia]. (1994). Keputusan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Nomor 042/MENPORA/l994 tentang Pola Umum Pembinaan dan Pengembangan Pemuda. Jakarta: Kantor Menteri Negara Pemuda dan Olahraga.

Kemenkes RI [Kementerian Kesehatan Republik Indonesia]. (2012). Situs Riset Kesehatan Dasar 2010. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Tersedia secara online juga di: http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.id/2010/ [diakses di Jakarta, Indonesia: 22 Juni 2015].

Kemenpora RI [Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia]. (2009). Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang tentang Kepemudaan. Jakarta: Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.

Kemenpora RI [Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia]. (2010). Rencana Strategis Kementerian Pemuda dan Olahraga, Tahun 2010-2014. Jakarta: Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.

Kemenpora RI [Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia]. (2011). Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan. Jakarta: Biro Perencanaan dan Organisasi, Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.

Kintamani, I. (2008). “Analisis Indeks Pembangunan Manusia” dalam Jurnal Dikbud, No.072, Th.14. Jakarta: Balitbang Depdiknas RI [Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia].

Kusdinar, D. et al. (2010). Penyajian Data dan Informasi Statistik Kepemudaan Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun 2010. Jakarta: Kemenpora RI [Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia].

LAN [Lembaga Administrasi Negara]. (2008). Teori dan Indikator Pembangunan: Modul Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III. Jakarta: Penerbit LAN.

Mutohir, T.C. et al. (2007). Sport Development Index: Konsep, Metodologi, dan Aplikasi. Jakarta: Kemenpora RI [Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia].

“Perhitungan Statistik Kepemudaan” dalam BPS [Badan Pusat Statistik]. (2012). SUSENAS: Survey Sosial-Ekonomi Nasional. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Rahardjo, M. (2010). “Jenis dan Metode Penelitian Kualitatif”. Tersedia secara online di: http://mudjiarahardjo.com/materi-kuliah/215-jenis-dan-metode-penelitian-kualitatif.html [diakses di Jakarta, Indonesia: 15 Juni 2015].

Roosmalawati et al. (1993). Indikator Pemuda Sulawesi Utara, 1980-1990. Jakarta: Puslitbang [Pusat Penelitian dan Pengembangan] Kependudukan dan Ketenagakerjaan LIPI [Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia].

Secretariat of ASEAN [Association of South East Asian Nations]. (2009). ASEAN Socio-Cultural Community Blue Print. Jakarta: ASEAN Secretariat.

Setneg RI [Sekretariat Negara Republik Indonesia]. (1982). Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1979 tentang Badan Koordinasi Penyelenggaraan Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda. Jakarta: Kantor Menteri Muda Urusan Pemuda, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Setneg RI [Sekretariat Negara Republik Indonesia]. (2010). Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, Tahun 2010 — 2014. Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia.

Soewartoyo. (1999). Strategi Pengembangan Pendidikan dan Kesempatan Kerja Penduduk Usia Muda di Propinsi Nusa Tenggara Barat. Jakarta: LIPI [Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia].

Supriyanto, Juni. (2009). “Analisis Pembangunan Pemuda Indonesia: Studi Indikator Pembangunan Pemuda Indonesia”. Tesis Magister Tidak Diterbitkan. Jakarta: Universitas Indonesia.

Todaro, Michael P. & Stephen C. Smith. (2009). Economic Development. New Jersey: Prentice Hall.

Tuwo, L.D. et al. (2010). Ringkasan Peta Jalan Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia. Jakarta: Bappenas RI [Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia].

UN [United Nations]. (1983). Youth Related Indicators: Report of a Regional Workshop on Elaboration and Promotion of Indicators in the Analysis and Planning of Programmes for the Youth, Organized by UNESCO in Collaboration with Asia-Pacific Centre of the Commonwealth Youth Programme and National Youth Services Council of Sri Lanka. Bangkok: UNESCO [United Nations for Education, Scientific and Cultural Organization].

UN [United Nations]. (2002). Human Development Index. New York: United Nations Development Programme.

UN [United Nations]. (2010). World Programme of Action for Youth. New York: United Nations.

UN [United Nations]. (2011). The High-Level Meeting on Youth: Dialogue and Mutual Understanding. New York: United Nations.

UNDP [United Nations Development Programme]. (2012a). “Human Development Report 2011”. Tersedia secara online di: http://hdr.undp.org/en/reports/global/hdr2011/ [diakses di Jakarta, Indonesia: 25 Juni 2015].

UNDP [United Nations Development Programme]. (2012b). “Millenium Development Goals”. Tersedia secara online di: http://www.undp.or.id/unv/id/resources_mdg.html [diakses di Jakarta, Indonesia: 20 Juni 2015].

Wawancara dengan Adang Suherman, pakar tentang masalah kepemudaan dan keolahragaan, di Jakarta, pada tanggal 4 April 2012.

Wawancara dengan D. Effendi, pakar tentang masalah kepemudaan dan keolahragaan, di Jakarta, pada tanggal 11 April 2012.

Wawancara dengan Adiati Nurdin, pakar tentang masalah kepemudaan dan keolahragaan, di Jakarta, pada tanggal 2 Mei 2012.

Wawancara dengan Suyadi Pawiro, pakar tentang masalah kepemudaan dan keolahragaan, di Jakarta, pada tanggal 9 Mei 2012.

Wawancara dengan Dadang Rizki Ratman, pakar tentang masalah kepemudaan dan keolahragaan, di Jakarta, pada tanggal 10 Juni 2012.

Wawancara dengan Titik Handayani, pakar tentang masalah kepemudaan dan keolahragaan, di Jakarta, pada tanggal 17 Juni 2012.

Wawancara dengan dengan Ujang Jaelani, pakar tentang masalah kepemudaan dan keolahragaan, di Jakarta, pada tanggal 3 Juli 2012.

Wirokartono, S. et al. (2010). Pembangunan Provinsi Gorontalo: Perencanaan dengan Indeks Pembangunan Manusia. Jakarta: Building and Reinventing Decentralized Governance.